loader-loop loader-loop
Memproses Permintaan Anda Terima kasih sudah menunggu. Mohon untuk tidak menutup atau memuat ulang halaman ini.

untuk mengaktifikan message tambah addClass active-message_header pada div alert-message

Lombok
Lombok, Indonesia
-8.5831156,116.2729975
BANDARA
LOP
Lombok Internasional Airport
WAKTU SETEMPAT
GMT +8:00
MATA UANG
IDR
Rupiah
IKLIM
Tropis

Mendaki Puncak Tertinggi di Lombok

Bermandikan cahaya bulan purnama dan latar belakang bintang yang berkilauan, Gunung Rinjani, Lombok tampak lebih menakjubkan di malam hari.

Ditulis oleh Tommy Schultz

Saya sudah harus tidur di tenda agak awal agar dapat bangun pukul 4 dini hari untuk mendaki puncak Rinjani, dan memang, tidak setiap hari saya bisa mendapatkan momen seperti ini. Sambil menggigil takjub di tengah dinginnya hawa gunung, saya mengabadikan momen indah tersebut dari atas puncak gunung berapi setinggi lebih dari 3.000 meter.

Sambil mencari fokus pemotretan yang tepat, saya menatap luasnya langit, begitu cerahnya sehingga saya bisa melihat samar-samar planet yang berupa cahaya berkerlip. Sementara gugusan galaksi Bima Sakti tampak bersinar Indah di atas Danau Segara Anak, sebuah danau kaldera yang terbentuk dari bekas letusan gunung berapi.

Saya pun mengeset eksposur kamera saya ke tiga puluh detik dan mengeklik tombol shutter. Gambar pun mulai fokus, rasanya sudah lama sekali saya tak memandangi gemerlapnya bintang di malam hari. Sungguh sebuah pengalaman yang menyadarkan di mana di dunia yang sibuk ini tak banyak lagi orang yang memiliki kesempatan seperti ini.

Itulah mengapa gunung dianggap sebagai tahta para dewa, merujuk pada Gunung Agung yang paling suci di Bali. Bahkan bila Anda bukan pemeluk agama yang kebanyakan dianut oleh penduduk Bali atau Sasak, daerah yang dikeramatkan merupakan daerah yang memiliki kekuatan dan menjadi sumber inspirasi.

Sumber inspirasi itu terjadi karena sulitnya mencapai tempat ini.

Pukul 5.30 pagi kami berangkat dengan menggunakan pikup dari Kuta, Lombok. Kami berkendara menyusuri jalan yang berkelok ke pinggir kota. Mesin kendaraan yang kami tumpangi menggerung seperti memrotes jalanan yang semakin menanjak dan hanya beberapa kilometer kami sudah bisa merasakan pekatnya udara tropis di luar yang kering di desa daerah pegunungan.

Setelah satu setengah jam, akhirnya kami sampai juga di Desa Sembalun, Sasak, di mana kami telah berjanji untuk bertemu pemandu kami, Ba’im, yang kemudian memulai perjalanan. Kami duduk di teras sambil menyesap kopi hitam sementara Baim memaparkan kepada kami apa-apa yang harus kami lakukan.

Karena Matt, teman saya, tidak bisa tinggal lama di Indonesia, kami memilih untuk menyusuri rute dalam waktu semalam sehingga dia bisa kembali ke Bali tepat waktu untuk naik ke pesawat yang akan membawanya ke Amerika. Total tanjakan dan turunan yang akan kami lalui adalah 4000 km – semuanya dalam waktu 24 jam.

 

Diterbitkan di Colours, majalah inflight Garuda Indonesia, edisi September 2013. Klik link di bawah ini untuk membaca versi lengkapnya.

http://www.agencyfish.com/Garuda_Colours_Magazine_September2013


skyteam logo

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia pertama yang bergabung dengan SkyTeam

Selanjutnya