loader-loop loader-loop
Memproses Permintaan Anda Terima kasih sudah menunggu. Mohon untuk tidak menutup atau memuat ulang halaman ini.

untuk mengaktifikan message tambah addClass active-message_header pada div alert-message

CATATKAN PERTUMBUHAN POSITIF PADA SEMESTER 1 2017, GARUDA INDONESIA GROUP BUKUKAN OPERATING REVENUE USD 1.9 MILIAR

  • Operating revenue di semester 1 2017 meningkat 7 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016, dengan jumlah penumpang mencapai 17,2 juta penumpang, tumbuh 3,9 persen.
  • Net loss pada Kuartal 2 – 2017 tercatat sebesar USD 38 juta turun signifikan sebesar 62 persen dibandingkan net loss kuartal 1 – 2017 sebesar USD 99,1 juta

Cengkareng, 27 Juli 2017 - PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) berhasil membukukan operating revenue semester 1-2017 sebesar USD 1,9 Miliar dengan pertumbuhan sebesar 7 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016. Pencapaian tersebut didukung oleh penerapan strategi kinerja operasional "5 Quick Wins" perusahaan melalui tiga long term strategy : Financial Performance, Operational Excellence, dan Customer Experience.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury pada paparan publik kinerja keuangan Garuda Indonesia Group di Kantor Pusat Garuda Indonesia di Cengkareng mengungkapkan, "Di tengah tren penurunan kinerja operasional industri penerbangan global, Garuda Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan positif kinerja operasional, khususnya pada kinerja kuartal 2-2017 yang menunjukan peningkatan operating revenue sebesar 7,7 persen dibandingkan kuartal 1-2017.

Sejalan dengan strategi transformasi finansial berkelanjutan yang dilakukan perusahaan, Garuda Indonesia berhasil menekan net loss pada kuartal 2 – 2017 dengan nilai net loss sebesar USD 38 juta, turun cukup signfikan hingga 62 persen dibandingkan dengan net loss kuartal 1 – 2017 sebesar USD 99,1 juta," papar Pahala yang resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia sejak April 2017 lalu.

"Melalui momentum pertumbuhan kinerja yang berhasil dicapai perusahaan tersebut kami optimistis kinerja operasional dan keuangan perusahaan akan terus tumbuh positif hingga akhir tahun 2017 ini", tutup Pahala.

Kinerja operasional yang tumbuh positif tersebut salah satunya ditunjang oleh pendapatan internasional pada kuartal 2-2017 yang meningkat 16 persen dengan jumlah penumpang internasional yang juga meningkat 14,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu pendapatan penumpang internasional pada semester 1-2017 mencapai USD 653,3 juta lebih besar dibandingkan pendapatan penumpang domestik sebesar USD 630,7 juta. Hal tersebut mengindikasikan membaiknya bisnis penerbangan Garuda pada sektor internasional kedepannya.

Peningkatan signifikan juga tercatat pada pendapatan sektor non-scheduled flight services di semester 1-2017 yang tumbuh signifikan sebesar 131,8 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016.

Pada semester 1 - 2017 ini Garuda Indonesia Group mencatatkan jumlah passenger carried sebanyak 17.2 juta atau meningkat sebesar 3,9 persen, sedangkan khusus passenger carried rute internasional tercatat tumbuh sebesar 15 persen. Sementara itu, kargo yang diangkut (cargo carried) juga meningkat sebesar 10,6 persen menjadi 219,4 ribu ton.

Pada semester 1 – 2017 Cargo Revenue juga meningkat 12,3 persen menjadi USD 115,6 juta dan Ancillary Revenue mencapai USD 36,3 juta tumbuh 20,6 persen. Sementara itu, Garuda Indonesia juga berhasil mempertahankan kinerja On Time Performance (OTP) mencapai 85 persen.
Tingkat keterisian penumpang (SLF) pada semester 1-2017 tercatat sebesar 73,3 persen secara keseluruhan, meningkat dari semester 1 – 2016 sebesar 70,8 persen (sedangkan SLF internasional saja di semester 1-2017 mencapai 74,7 persen) . Indikator lain yang meningkat antara lain aircraft utilization meningkat menjadi 9,32 jam pada kuartal 2 – 2017 dibanding kuartal 1- 2017 yang sebesar 9,19 jam. Adapun market share Garuda Indonesia pada market internasional sebesar 28 persen dan market domestic sebesar 39,5 persen.

"Sejalan dengan pertumbuhan bisnis Garuda dan operating revenue yang meningkat, perusahaan masih terbebani harga bahan bakar yang meningkat sebesar 36,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016, sehingga berdampak pada catatan total net loss pada semester 1-2017 sebesar USD 138 juta diluar non-recurring expense sebesar USD 145,8 juta (antara lain dampak tax amnesty). Adapun net loss secara keseluruhan di semester 1-2017 sebesar USD 283,8 juta.

Melalui pertumbuhan pendapatan perusahaan tersebut, Garuda Indonesia sebagai mainbrand juga berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,6 persen dengan beban biaya perusahaan yang berhasil ditekan peningkatannya menjadi 0,4 persen di kuartal 2 - 2017.
Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja perusahaan, Garuda Indonesia melaksanakan sejumlah strategi kinerja operasional melalui optimalisasi armada (antara lain melalui rekonfigurasi seat serta peningkatan konektivitas jaringan penerbangan), upaya renegosiasi kontrak dengan lessor dan produsen pesawat, hingga optimalisasi pendapatan melalui lini bisnis digital & e-commerce.

Hingga semester 1 - 2017 Garuda Indonesia melaksanakan serangkaian program pengembangan jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional seperti rute Surabaya – Ambon – Sorong pp, Manado – Gorontalo pp, Ambon – Kaimana pp, Kaimana – Manokwari pp, Kaimana – Nabire pp, dan Denpasar – Chengdu pp.

Pada semester 1-2017 Garuda Indonesia berhasil menorehkan serangkaian pencapaian international seperti penghargaan SkyTrax untuk "The World's Best Cabin Crew" yang diraih untuk keempat kalinya, "5 Star Airline", hingga "Top 10 Airline" dan "Top 5 Airline Asia Pasific" dari Trip Advisor.

 

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK.,
VP CORPORATE SECRETARY


HENGKI HERIANDONO

skyteam logo

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia pertama yang bergabung dengan SkyTeam

Selanjutnya