loader-loop loader-loop
Memproses Permintaan Anda Terima kasih sudah menunggu. Mohon untuk tidak menutup atau memuat ulang halaman ini.

untuk mengaktifikan message tambah addClass active-message_header pada div alert-message

PROYEKSI KINERJA POSITIF DI TAHUN 2018

Garuda Indonesia Laksanakan Program "SKY BEYOND 3.5" - Targetkan Value Group Sebesar USD 3.5 Milyar di Tahun 2020

Cengkareng, 23 Januari 2018 – Dalam rangka memperkuat kinerja keuangan dan operasional perusahaan secara berkelanjutan, Garuda Indonesia bersama jajaran anak perusahaan menjalankan strategi bisnis jangka panjang bertajuk Garuda Indonesia Group (Sky Beyond 3.5) —yang akan menjadi value-driven aviation group dengan pencapaian target value group sebesar USD 3.5 Milyar pada tahun 2020.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono saat pemaparan komitmen kinerja positif perusahaan di tahun 2018, Jakarta, Selasa (23/1).

Lebih lanjut Helmi menambahkan, "Dari visi dan target tersebut, Garuda Indonesia telah merumuskan lima strategic themes, yang terdiri dari aspek :

  • Consolidate & Optimize Strategic Asset
  • World-class Customer Centricity
  • Agile, Efficient, Digitized
  • Broaden Revenue Beyond Care
  • Partnership and Create Portfolio Value

Sejalan dengan komitmen strategi kinerja positif perusahaan, perusahaan menargetkan capaian pendapatan perusahaan sebesar USD 4.9 Milyar pada tahun ini.

Hal tersebut menyusul aksi korporasi perseroan melalui upaya peningkatan kapasitas produksi sebesar 13% - 15% yang ditunjang oleh upaya optimalisasi rute dan peningkatan kapasitas armada. Peningkatan kapasitas produksi tersebut salah satunya juga dilakukan dengan meningkatkan utilitas pesawat yang pada tahun 2017 sebesar 9 jam 36 menit ditargetkan menjadi 10 jam 24 menit di tahun 2018.

Sementara itu, Direktur Operasi Capt Triyanto Moeharsono yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan tahun ini maskapai akan meningkatkan level pelayanan yang salah satu indikator keberhasilan adalah on time performance (OTP) / tingkat ketepatan waktu yang ditargetkan mencapai 91% pada tahun 2018 ini.

"Kami juga aktif berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura maupun AirNav, untuk memastikan kelancaran operasional layanan penerbangan, khususnya untuk menunjang capaian OTP layanan penerbangan Garuda Indonesia yang lebih baik lagi" ujarnya.

"Adapun pada tahun ini Garuda Indonesia juga berhasil menekan trend incident rate hingga 0,329 per 1000 flight jauh dibawah total batas maksimum incident rate sebesar 0,700", tegas Capt Triyanto.

Selain itu, untuk mendukung upaya maksimalisasi kinerja pendapatan perusahaan, Garuda Indonesia juga akan memaksimalkan beberapa pendapatan di luar bisnis layanan penerbangan, di antaranya adalah bisnis kargo maupun lini perusahaan lainnya seperti GMF AeroAsia dan Aerowisata yang akan terus dimaksimalkan melalui komitmen kerjasama dengan mitra global.

TANGGAPAN GARUDA INDONESIA ATAS MASUKAN ASOSIASI PILOT GARUDA INDONESIA (APG)

Sehubungan dengan masukan yang disampaikan Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) terkait kinerja perusahaan, manajemen menyampaikan apresiasi atas masukan yang disampaikan rekan-rekan pilot bersama-sama dengan Serikat Karyawan Garuda Indonesia tersebut.

Sementara itu Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono mengungkapkan "Kami menyadari bahwa rekan-rekan pilot dan Sekarga tentunya memiliki komitmen dan kesadaran bersama atas keberlangsungan bisnis perusahaan untuk dapat terus berkembang kedepannya. Kami pastikan bahwa hal-hal yang dieskalasikan rekan-rekan pilot tersebut tentunya akan selalu menjadi perhatian perusahaan".

Khususnya terkait komitmen efisiensi yang saat ini dijalankan perusahaan yang tentunya mempertimbangkan seluruh aspek terkait yang kami pastikan tidak berdampak pada aspek layanan kepada penumpang maupun kondisi operasional perusahaan. Manajemen akan tetap mengedepankan aspek safety yang menjadi landasan utama komitmen "Operational Excellence" yang dijalankan perusahaan.

Adapun mengenai usulan atas perubahan struktur jajaran manajemen perusahaan, Garuda Indonesia menyerahkan sepenuhnya hal tersebut kepada pemegang saham dalam hal ini pemerintah, sesuai dengan mekanisme dan landasan hukum yang berlaku.

Sementara itu, sejalan dengan upaya efisiensi yang dilaksanakan, Garuda Indonesia telah melaksanakan renegosiasi kontrak pesawat bersama pihak manufaktur atau lessor sehingga dapat menurunkan harga sewa pesawat hingga 25%. Selain itu, Garuda Indonesia terus memaksimalkan potensi armada yang ada saat ini dengan melakukan utilisasi armada di rute rute padat penumpang.

Selain itu perusahaan juga menjalankan strategi pemasaran melalui penetrasi pasar digital dengan capaian transaksi digital di tahun 2017 mencapai USD 186.5 Juta atau meningkat 7.2%.

Mengenai sorotan kinerja keuangan, Garuda Indonesia juga berhasil menekan tren kerugian dari 1Q-2017 sebesar USD 99.1 juta menjadi USD 38.9 pada 2Q-2017. Garuda Indonesia juga telah berhasil membukukan laba operasi sebesar USD 61.9 juta pada periode 3Q-2017 (diluar tax amnesty dan extraordinary items sebesar USD 145 juta). Jumlah itu naik 216.1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Garuda Indonesia juga terus memaksimalkan kinerja operasional yang sebelumnya sempat terdampak akibat force majeur erupsi Gunung Agung sehingga harus dilakukan penyesuaian secara massive pada sistem penugasan crew & pesawat. Namun demikian saat ini kondisi operasional perusahaan sudah berlangsung kondusif, bahkan capaian tingkat ketepatan waktu sempat menyentuh angka diatas 90% pada periode peak season akhir tahun.

Sejalan dengan dinamika organisasi yang terus bergerak dinamis, aspirasi hak kepegawaian tetap menjadi prioritas manajemen sebagai bagian dari upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif.


PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.,
VP CORPORATE SECRETARY


HENGKI HERIANDONO

skyteam logo

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia pertama yang bergabung dengan SkyTeam

Selanjutnya