Maaf, Kode Promo saat ini hanya tersedia pada website versi desktop, dan belum tersedia pada pemesanan melalui ponsel
Processing your request
Thank you for waiting
Please do not close or refresh this page
In order to comply with the new data protection law, we have adjusted our privacy policy, terms of use, and cookies policy. By continuing to use this website, you understand and agree to our updated privacy policy, terms of use, and cookies policy.
untuk mengaktifikan message tambah addClass active-message_header pada div alert-message
Adisucipto International Airport is the only international airport in Yogyakarta Special Region, and is located in the Sleman Regency. After disembarking in Yogyakarta, visitors immediately feel the authenticity and traditional vibes of Yogyakarta’s subtle and modest culture through the design and infrastructure of the airport, as well as the welcoming gamelan performance. Located just 6 kilometers away from Yogyakarta’s city center, access to and from Adisucipto International Airport rely on various modes of transportations, from cars, motorbikes, and taxis. If you happen to be in a hurry and miss out on getting souvenirs while in Yogyakarta, don’t worry, there are many gift shops in the airport.
Selain dari koleksi batiknya, Museum Batik juga menyimpan berbagai koleksi sulaman tangan. Koleksi sulaman tangan sangat beragam bahkan museum ini pernah mendapatkan penghargaan dari MURI atas karya Sulaman terbesar, yaitu kain batik berukuran 90 x 400 cm dan setahun kemudian museum ini dianugerahi piagam penghargaan dari lembaga yang sama sebagai pemrakarsa berdirinya Museum Sulaman pertama di Indonesia.
Mempelajari Sejarah Batik
Anda bisa belajar banyak mengenai asal usul batik di museum ini karena koleksi Batik yang ada disini sangat lengkap. Berbagai jenis batik dari berbagai daerah di Indonesia ada di sini, mulai dari Batik Yogyakarta, Indramayu, sampai daerah-daerah pengrajin Batik Indonesia lainnya. Koleksinya meliputi kain panjang, sarung dan sebagainya yang hingga kini telah mencapai jumlah 400 lembar kain ditambah beberapa peralatan membatik. Koleksi tertuanya adalah batik karya tahun 1700-an.
Belajar Membuat Motif Batik
Ketika memasuki ruang Museum Batik Anda akan disuguhi berbagai alat-alat dan kelengkapan membatik, mulai dari canting, lilin, alat untuk merebus kain setelah di lilin, hingga berbagai macam bahan pewarna mulai dari pewarna alam (kayu-kayuan) sampai pewarna sintetik. Selain dikenalkan alat untuk membuat batik tulis, Anda juga akan ditunjukkan bagaimana hasil akhir dari proses Anda membatik.
Gunakan sistem permintaan BidUpgrade yang inovatif untuk meraih kesempatan pindah dari Economy Class ke Business Class atau dari Business Class ke First Class sesuai dengan penawaran Anda.